Pacaran Sehat Biar Aman



Remaja mengalami perubahan fisik dan psikis pada masa-masa yang dilaluinya, dimana remaja ingin mencoba karena terdorong rasa ingin tahu mereka yang tinggi, celakanya remaja ketika ingin mencoba hal baru tanpa dibekali suatu informasi yang oke, atau mereka hanya mengerti setengah-setengah mereka akan terjebak oleh apa yang mereka putuskan sendiri. Dimana pada saat ini remaja belum bisa mengambil keputusan, karena semua keputusan yang mereka ambil merupakan cerminan pencarian identitas diri mereka, yang masih mengagungkan egoisme remaja, merasa diri yang paling benar, dan beranggapan yang lain salah, sehingga hanya satu dua remaja saja yang mau menjalankan masukan dari orangtua.

Remaja memiliki banyak waktu senggang diantara jam kuliah atau pulang sekolah ataupun antara kuliah, remaja belum memiliki orietasi materi karena kehidupannya masih serba ditanggung oleh orangtunaya, jadi tidak ada hal penting yang terlalu membebani pikiran remaja, sehingga disinilah mulai muncul masa pacaran yang didalamnya terkait perilaku seks untuk mengisi waktu senggang mereka, dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan perilaku seks yang tidak sehat, tantangan bagi kita disini bagaimana perilaku seks yang aman buat remaja.

Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul oleh karena dorongan seksual. Perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan, pelukan, kissing necking, petting, licking dan sampai berhubungan seksual. Dan perilaku seksual bisa diibaratkan seperti bola salju yang sekali dilepaskan dari atas bukit akan semakin membesar terus dan susah untuk dihentikan. Begitulah fenomena yang terjadi pada remaja saat ini, pacaran dimulai dengan perilaku seksual yang sederhana seperti pegangan tangan sampai pada yang kompleks seperti ML kebanyakan tidak disadari mereka. Ibarat ketika perilaku pegangan tangan sudah tidak bias mentoleransi gaya pacaran mereka, mereka akan berlanjut ke perilaku ciuman dan tidak mustahil mereka baru menyadari jika mereka sudah ML. Tidak jarang kasus HIV/AIDS terjadi pada remaja oleh karena perilaku seksual yang bebas. Ironis memang apa yang terjadi pada remaja kini, mereka tidak sadar apa yang mereka lakukan dan resikonya kelak. Padahal pacaran adalah suatu proses pengenalan karakter yang berbeda-beda, dan hanya saja proses pendekatan untuk pengenalan karakter ini mereka rasa harus melalui tahapan perilaku seks yang tidak aman yang bagi mereka ini berarti rasa saling percaya. Perlu diingat remaja belum siap untuk membangun rumah tangga dan belum siap untuk menerima kehamilan.

Sebelum terjadi gumpalan bola salju yang semakin besar, remaja harus menyadari dulu fenomena ini dan memiliki gaya pacaran yang sehat seperti pacaran pas foto dapat dipertimbangkan, karena disini remaja dianjurkan untuk menstop perilaku seksual sampai pada daerah badan sebatas pas foto dan menyadari pula konsekuensinya jika lebih dari itu, pacaran sekali lagi adalah pengenalan karakter yang pasti akan selalu terjadi fenomena putus pacar, dan pacaran tidak selalu berakhir pada pernikahan, oke kalau pacar kita yang benar-benar akan menikahi kita, jika tidak?. Cinta monyet, cinta yang hanya sesaat, jangan percaya rayuan gombal. Pacaran sehat dijamin merupakan jurus ampuh untuk menandingi perilaku seks bebas remaja dan sekaligus mencegah timbulnya infeksi baru virus HIV/AIDS yang ditularkan lewat hubungan seks, remaja sangat beresiko dan sangat potensial untuk mencegahnya. Sudah siap belum mengamalkan gaya pacaran sehat?

Buat sobat KUMAT, be carefull yach.. Nanti kalo yang cewek dah ditinggali 'benih' sama cowoknya trus si cowok gak mau tanggung jawab & ditinggal pergi begitu saja, hancur minah kan...