Lomba Gerak Jalan Tingkat Kelurahan, Maju Jalan...

TRIDADI – Sesuai dengan kalender kegiatan di Kelurahan Tridadi, akhirnya lomba gerak jalan antar dusun terlaksana pada tanggal 24 Agustus 2008 jam 14.00 WIB dengan start dan finish di Balai Desa Kelurahan Tridadi. Dusun Denggung diwakili oleh dua regu remaja putra dan putri dengan menggunakan kostum sepakbola Adeos FC.


Setelah melakukan latihan gerak jalan selama 2 (dua) hari di sepanjang jalan kampung Denggung dengan instruktur Kapten Triyono dan Mayor Intan, akhirnya pertempuran yang sesungguhnya segera terjadi.
Tepatnya pukul 13.30 WIB, peserta gerak jalan sudah berkumpul di pos kamling untuk bersiap-siap menuju Balai Desa. Setibanya di Balai Desa, koordinator regu gerak jalan Dusun Denggung yaitu Kapten Triyono segera mendaftarkan ulang anak buahnya. Tepat pukul 15.00 WIB gerak jalan yang mengambil rute jalan-jalan di sekitar Kelurahan Tridadi dimulai. Bendera start mulai dikibarkan mengiringi laju peserta gerak jalan. Kebetulan regu remaja putra dan putri dari Dusun Denggung mendapatkan nomor urut start belakang.

Tak lupa, dari muda-mudi Denggung dan bapak/ibu mengiringi setiap langkah dan gerak dari regu gerak jalan Denggung dengan selalu memberikan semangat dan makanan/minuman. Sekitar pukul 16.00 WIB, seluruh peserta gerak jalan tiba di tempat finish. Seluruh juri berkumpul melakukan penilaian, namun tidak dapat segera diketahui siapa pemenangnya.

Daripada menunggu terlalu lama, regu gerak jalan Dusun Denggung memilih pulang dan mengadakan pesta kecil-kecilan di rumah Mbak Intan dengan menu spesial Soto Pak Nono (bukan Pak Sungkono Soto-Bakso Denggung lho...).


Sembari menyantap hidangan, Mas Tri memutarkan video malam pentas seni yang memang regu remaja gerak jalan sebagian besar juga ikut pentas menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Giliran wajah-wajah memelas dan lucu mereka terpampang di TV, seisi ruangan menjadi heboh dengan gelak tawa mereka. Masuk TV...

Pukul 17.00 WIB, acara makan-makan pun selesai. Trims buat Pak Nono yang telah menyediakan tempatnya untuk pesta kecil-kecilan. Bubar Jalan!

Shout, Nggondol Bawale...


DENGGUNG – Setelah semalam melihat pertunjukkan Malam Pentas Seni, kini tiba saatnya bagi para nelayan Dusun Denggung ber-refreshing di kolam ikan. Tepatnya tanggal 18 Agustus 2008 jam 09.00 WIB bertempat di kolam ikan, diadakan lomba memancing. Cukup banyak peserta yang mengikuti lomba memancing ini dikarenakan biaya pendaftaran yang murah dan banyaknya doorprize yang dibagi, seperti lampu TL, Sprite, Fanta. Coca-Cola, dan lain-lain.
Bertindak sebagai MC untuk mengisi kesunyian di sungai, yaitu Mas Endro dan Mas Sentit. Tak henti-hentinya mereka ngompyang kesana-kemari memberikan dukungan kepada para peserta lomba mancing.

Diwaktu jeda, mereka berdua dibantu Mas Benang juga membagikan doorprize yang dijaga ketat oleh Mas Mardi (kok gak ikut mancing mas, istrinya lagi hamil ya, jadi gak boleh, kasihan deh lu...)

Ketika bapak-bapak berkompetisi sangat berkonsentrasi untuk mendapatkan ikan, anak-anak kecil Denggung malah bermain petasan di kandang kambing. Mau jadi apa nak, kalo mainannya petasan gitu, mau jadi teroris bom ya...

Acara dijadwalkan selesai pukul 16.00 WIB. Mudah-mudahan bila diberi umur panjang, acara yang menguji kesabaran ini dapat berlangsung lagi tahun depan dengan hadiah yang lebih besar. Seperti kata orang bijak, Nenek moyangku seorang pelaut sedangkan cucu-cucuku seorang pemancing ikan. Gak nyambung bro...

Malam Pentas Seni, Indonesia Bersatu...

DENGGUNG - Setelah beberapa rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut HUT RI Ke- 63, kini sampailah kita pada acara puncak yaitu Malam Pentas Seni dengan mengambil Tema: Indonesia Bersatu!


Sejak pukul 19.30 WIB, para hadirin sudah memadati lokasi acara Malam Pentas Seni yang dilangsukan di Lapangan Bola Volley Denggung. Untuk menyambut tamu, tim karawitan dari Dusun Denggung memberikan hiburan pembuka yaitu gending-gending jawa. Posisi lead vokal dihandle oleh Mbak Dwi, drum oleh Mas Ir, sementara keyboard jawa oleh Bu Yuli, Bp. Marsono, Bp. Wagiyono, Bp. Slamet, Bp. Budi, Bp. Wagiman, dan ketipung oleh Bp. Sugeng.

Tepat, pukul 20.30 WIB acara malam pentas Seni segera dimulai. Bertindak sebagai MC yaitu Mas Bambang (Hanoman), Mas Anggoro (Cakil), Mas Cono (Dewi Shinta) dan Mas Toyo (Rama) segera tampil ke panggung untuk memandu jalannya acara diawali dengan cerita singkat dari mereka berempat. Beberapa MC yang didandani seperti tokoh dalam cerita Ramayan muncul dari kerumunan penonton.
Kontan saja para hadirin terkejut dan tertawa terbehek-behek melihat tingkah laku MC yang lucu dan konyol... Namun ada juga adik-adik kecil yang takut sampai akhirnya menangis karena melihat Hanoman yang gerak dan tingkahnya 99% mirip (maaf) Kera, salut buat mereka berempat.
Berikut kami tampilkan urutan acara beserta foto yang mendukung jalannya setiap acara.

1. MC Membuka Acara oleh Bp. Sutoyo, Bp. Cono, Sdr. Bambang, Sdr. Anggoro



2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya,



3. Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Ibu Dukuh dan Menyanyikan Lagu-Lagu Kebangsaan


4. Sambutan Ketua Panitia 17-an oleh Bp. Wagiyono



5. Tari Golek oleh Mas Triyono



6. Sambutan Kepala Dukuh oleh Ibu L. Susilo Suharyati



7. Pemberian Hadiah Kepada Balita Sehat diserahkan oleh Bp. Suprapto (Kaur Kesra Kelurahan Tridadi)



8. Sambutan Pemerintah Desa yang diwakili oleh Bp. Suprapto



9. Ibu-Ibu RT 03 In Action oleh Ibu Asih CS



10. Dance “Aku Bukan Boneka, Mbeekk” oleh Widya CS



11. Fashion Show by Bp. Suprapto and team.









12. Dance “Coba Kau Pikirkan, Pikiren Dhewe” oleh Rizal CS



13. Tari Kuda-Kuda oleh Ibu Sukirah CS



14. Pagebluk KUMAT oleh Dinduk CS (Muda-Mudi Denggung)



15. Lagu-Lagu Kenangan oleh Ibu-Ibu RT 01 + RT 02



16. Geguritan “Sontoloyo Tenan Kowe” oleh Ibu Dwi CS (RT 02)



17. Duet Maut dan mBebayani oleh Arif dan Intan CS



18. Akhirnya Pentas Juga oleh Mbah Mulan Jamikem CS



19. ST-12, PuspA (SuToyo-12, Pungkasaning Acara)



Setelah seluruh hadirin terpuaskan, akhirnya acara ditutup oleh MC tepat pukul 24.00 WIB, namun bagi hadirin yang masih ingin bernyanyi/berkaraoke dipersilakan.
Hanya dengan membayar Rp. 10.000,00, warga Denggung dapat memiliki memiliki CD Video Malam Pentas Seni. Pesan sekarang juga dengan menghubungi Pengurus Harian Muda-Mudi Denggung (Call/SMS) di nomor (0274) 3251285.
Jayalah kampungku, jayalah negeri.... Chayoo KUMAT...

Malam Tirakatan, Lawuh Nasi Gudeg...

DENGGUNG - Dalam memeriahkan HUT RI Ke – 63, Dusun Denggung mengadakan berbagai rangkaian kegiatan. Setelah kegiatan bersih-bersih kampung dan lomba anak-anak terlaksana, rangkaian kegiatan berikutnya adalah Malam Tirakatan. Seperti biasa, malam tirakatan dilaksanakan setiap tanggal 16 Agustus 2007 (malam tanggal 17 Agustus). Sebelum berlangsungnya acara Tirakatan, pada sore hari sekitar jam 16.00 WIB dilaksanakan acara tabur bunga di Makam Denggung kemudian dilanjutkan dengan kenduri di rumah Ibu Dukuh.
Acara malam tirakatan dilaksanakan di lapangan bola volley. Sekitar pukul 20.30 WIB, hadirin yang ingin mengikuti acara malam tirakatan mulai berdatangan, dan acara pun segera dimulai.
Bertindak sebagai MC yaitu Mas Cono, diawali dengan pembukaan dan pembacaan susunan acara.
Acara selanjutnya adalah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dipimpin oleh Ibu Sukirah yang diikuti oleh seluruh hadiriin yang hadir.

Sementara bapak-bapak yang hadir mengikuti jalannya acara, ibu-ibu yang lain menyiapkan konsumsi untuk para hadirin. Menunya nasi gudeg, mak nyuuss...
Acara dilanjutkan dengan sambutan Ibu Dukuh. Inti dari sambutan adalah bahwa kegiatan ronda di kampung Denggung akan dihidupkan lagi dan jadwal ronda juga telah dibuat oleh masing-masing RT.

Dalam acara malam tirakatan ini, tempat duduk para hadirin (khususnya bapak-bapak) dibedakan menurut RT-nya masing-masing dikarenakan untuk acara Arisan RT. Setelah acara Arisan RT selesai, kemudiaan ketua RT atau koordinator arisan melaporkan hasilnya, berurutan mulai dari RT 04 yang diwakili oleh Bp. Sugiyono, RT 03 yang diwakili oleh Bp. Slamet, RT 02 yang diwakili oleh Bp. Jumadi dan terakhir Rt 01 yang diwakili oleh Bp. Katamiyono.

Acara dilanjutkan dengan pemberian perlengkapan ronda secara simbolis berupa Kenthongan, Tikar dan Senter dari Ketua LPMD Bp. Katamiyono kepada Koordinator Sie Keamanan Dusun Denggung Bp. Marwoko RT 01. Kemudian disusul dengan pemberian perlengkapan lomba berupa senter kepada wakil dari ronda hari Senin sampai dengan Minggu.

Berhubung sudah menginjak malam, kontan saja perut para hadirin keroncongan. Akhirnya ibu-ibu PKK yang sudah menyiapkan konsumsi segera menghidangkan masakannya dibantu dengan muda-mudi Denggung. Dengan lahapnya, para hadirin menyantap nasi gudeg, mak nyuuss, ada yang mau tambah pakdhe...

Pada saat menyantap hidangan, Mas Topo dkk menampilkan hasil jepretan kamera dan video pelaksanaan bersih-bersih kampung serta kondisi dusun Denggung saat ini, mulai dari Gapura Denggung sampai Makam Denggung, dilanjutkan di kolam ikan serta budidaya ternak (kambing, dll) yang sedang gencar-gencarnya dikembangkan oleh dusun Denggung. Alhasil, para hadirin yang terpampang di kamera atau video menjadi bahan guyonan seluruh hadirin, masuk TV...
Menginjak acara terakhir, yaitu penutup (doa) yang dibacakan oleh Bp. Nuruddin Purnomo Seluruh hadirin dengan khidmat bermunajat kepada Yang Maha Kuasa, mudah-mudahan Dusun Denggung semakin makmur dan jaya...

Acara pun berakhir sekitar pukul 23.00 WIB, dilanjutkan dengan berjalan-jalan memutari kampung Denggung dengan start dan finish di lapangan bola volley (tempat berlangsungnya malam tirakatan). Ada beberapa hadirin yang masih bertahan sampai pagi di lokasi acara, sekedar untuk ngobrol, curhat dan bermain kartu. Sementara yang lain, bobok dulu ya...

Yang Geerrr di Malam Pentas Seni, LAWRA (Lanang Ora Wedok Ora)!

DENGGUNG - Dalam acara Malam Pentas Seni, ada dua pertunjukan yang membuat hadirin tertawa sampai perutnya mengejang. Dua pementasan tersebut memang cukup menghibur yaitu Ibu-Ibu menjadi Bapak-Bapak dan sebaliknya Bapak-Bapak menjadi Ibu-Ibu, astaganaga…
Yang pertama datangnya dari Ibu-Ibu RT 03. Ibu-Ibu RT 03 tersebut didandani layaknya seorang bapak. Ada yang berkumis, memakai baju ala Arab, berpakaian tentara, berseragam SD hingga SMA, dan sebagainya. Entah ide tersebut datangnya dari siapa, yang jelas pementasan Ibu-Ibu ini tercatat dalam Museum Rekor Denggung, dikarenakan belum ada pementasan seheboh ini. Dalam pementasannya, ibu-ibu tersebut didampingi oleh 3 anak yang lucu-lucu berpakaian polisi kemudian menyanyikan lagu-lagu perjuangan seperti Maju Tak Gentar, Halo-Halo Bandung, dan Suwe Ora Jamu.
Berikut kami tampilkan sebagian profil dari Ibu-Ibu tersebut :


[Ibu Asih : Ini dia dalangnya...]


[Ibu Endang : Ahlan Wa Sahlan, Ente Bahlul...]


[Ibu Ida & Mbah Muji : Peserta termuda, salam pramuka!]


[Ibu Haryanto & Ibu Rusmiyati : Perawat & Pegawai PJKA, awas ketabrak sepur...]


[Ibu Hendi & Ibu Atik : mo panen ya mbah...]


[Mbah Muji & Ibu Jumirah (Nak Mantu) : Back To School)


[Ibu Suti : kok cemberut, senyum dong...]


[Ibu Narti & Ibu Endri : Mo ngajar muridnya atau mo nyanyi bu guru...]


[Ibu Ratmi : Kumisnya panjang amat ya...]


[Ibu Siti-Min : Hansip kok gak pernah ikut ronda, piye je...]


[Ibu Yuni : Meh macul dimana bu...]


[Ibu Dar (Slamet-RT 03) : Pak Slamet minta diijabkan tuh pak naip...]


[Ibu Juriyah : Sekolah teng SMA pundi tho mbah Jur...]


[Ibu Anti : Yang jual jamu, busyet dah...]


[Ibu Yuli : Kalem, kalempit-lempit maksudnya...]


[Ibu Us : Mo senam dimana bu?]


[Ibu Supini : Mirip Pinokio ya, atau malah mirip gambar wanita yang di Susu Cap Nona?]


[Ibu Suradi : Kayaknya tentara, tapi mirip Jojon ya...]

Yang kedua datangnya dari Bapak-Bapak Panitia 17-an. Ide ceritanya seperti acara Akhirnya Datang Juga yang disiarkan televisi swasta. Bapak-Bapak secara dadakan ditunjuk untuk ikut pentas “Akhirnya Pentas Juga” yang disutradarai oleh Mas Triyono. Bapak-Bapak tersebut didandani layaknya seorang ibu. Dandanan tersebut disesuaikan dengan dandanan ibu-ibu warga Denggung yang biasa dipakai setiap harinya.
Berikut kami tampilkan profil dari Bapak-Bapak tersebut :


[Pak Yuda : Mbah Mulan Jamikem, so sexy...]


[Pak Irmawan : Mbak Endang, yang punya Toko Sunda itu lho...]


[Pak Heri & Pak Purwanto : Jadi "Babonnya" anak-anak...]


[Pak Wagi "Gedhe" : Mak Isah, bojone dhewe...]


[Pak Wagi "Cilik" : Jadi Wati, Watimin...]


[Pak Mardi & Pak Budi : Jadi Sinden & Bu Ratmi (bojone dhewe)]


[All Artis, LAWRA : Lanang Ora Wedok Ora]

Salut untuk kreativitas bapak-bapak dan ibu-ibu di Dusun Denggung. Mudah-mudahan ini bukan bentuk Jahiliyah Modern, tetapi hanya sebagai ajang kreatifitas dari bapak dan ibu sekalian. Teruskan perjuanganmu pakdhe & mbokdhe…